Ø Latarbelakang dan
pengertian
Wawasan
nusantara
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.[1] Dalam pelaksanannya,
wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan
untuk mencapai tujuan nasional.[1]
Aspek kewilayahan nusantara
Pengaruh
geografi merupakan suatu
fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.[2]
Aspek sosial budaya
Indonesia
terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda,
sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi
antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.mengenai berbagai macam
ragam budaya [2]
Aspek sejarah
Indonesia
diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak
menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.[2] Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih
oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang
sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri.[2] Jadi, semangat ini
harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan
Indonesia.[2]
Fungsi
Gambaran dari isi
Deklarasi Djuanda.
- Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.[3]
- Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
- Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.[3]
- Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.[3] Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah:[3]
Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1
Juni 1945 tentang negara
Republik Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr. Soepomo menyatakan Indonesia
meliputi batas Hindia
Belanda,
Muh. Yamin menyatakan Indonesia
meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Selebes, Maluku-Ambon, Semenanjung
Melayu,
Timor, Papua
Ø Landasan wawasan nasional
Ø
Dengan
segala keunikannya, bangsa Indonesia meyakini bahwa “cara pandang bangsa
Indonesia atas dirinya sendiri dengan segala aspek geografis, fisis, geologis,
biologis, ekonomis, dan sosial” merupakan satu-satunya pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Ø
Cara
pandang itu adalah Wawasan Nusantara
Ø
Aspek-aspek
tersebut ibarat kacamata yang digunakan oleh orang-orang Indonesia untuk
melihat, mengatur, dan menentukan nasibnya sendiri secara merdeka melalui
berbagai kebijakan yang mewujud dalam berbagai kebijakan nasional yang berpihak
pada rakyat dan keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa peduli akan
dimensi waktu dan tempat. Namun satu hal yang penting untuk dicatat adalah
bahwa berbagai kacamata yang merupakan aspek-aspek tersebut senantiasa berubah.
Perkembangan sains modern telah menunjukkan bagaimana ilmu pengetahuan modern
tak boleh berada pada kotak-kotak disiplin ilmu karena kotak-kotak tersebut
justru tidak akan pernah memberi kita peluang melihat keutuhan akan obyek
a.k.a. melakukan simplifikasi (bahkan simplifikasi berlebihan atas obyek) yang
bermuara pada ketaklengkapan perspektif, dan berakibat sains implementatif yang
berhulu atas ideologi, yang alih-alih berdasarkan wawasan akan ke-nusantara-an
yang unik, justru menjerumuskan kebijakan yang jauh dari cerminan akan keunikan
ke-nusantara-an tersebut [1].
Ø
Perkembangan
terakhir ilmu-ilmu sosial telah menginsyafi pengalaman ilmu-ilmu alam akan
konflik atas apa yang empiris dan apa yang asumtif (jika kita tak ingin
menyebutnya ideologis). Lahirnya ilmu-ilmu kompleksitas berlandaskan pada hal
ini, yaitu bahwa sistem apapun yang didekati dengan metodologi ilmiah merupakan
sistem yang kompleks, yaitu sistem di mana elemen-elemen penyusunnya memiliki
interdependensi yang erat satu-sama lain dalam tali-temali yang rumit dan tidak
sederhana. Ilmu-ilmu kompleksitas merupakan ilmu yang bersandar pada temuan
empiris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar